Senin, 15 April 2013




KATA PENGANTAR
            Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT , karena berkat rahmat izin dan petunjuknya penulis mampu menyelesaikan laporan biologi ini tepat pada waktunya.
             Laporan ini penulis buat untuk memenuhi syarat dalam melaksanakan praktik biologi dan menjadi pembelajaran bagi kita semua agar kita selalu mengetahui system pencernaan manusia.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih mempunyai beberapa kekurangan.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan pemerhati IPA Biologi demi perbaikan dan kemaslahatan laporan ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dalam upaya menambah pengetahuan kita terhadap respirasi pada serangga.  


  Bontomarannu, 15 April 2013


                                                                                                                            Penulis





PENDAHULUAN
RESPIRASI PADA SERANGGA
A.     Latar Belakang
       Istilah respirasi sel menyangkut proses enzimatik di dalam sel dimana molekul karbohidrat, asam lemak , dan asam amino diuraikan menjadi karbon dioksida dan air dengan konservasi energy biologis yang sangat bermanfaat bagi organisme itu sendiri.
   Semua sel hidup mendapat energy yang berguna dari reaksi enzimatik dimana elektron mengalir dari tingkat energi satu ke tingkat energi lainnya. Bagi kebanyakan organisme, oksigen merupakan akseptor elektron terakhir, oksigen bereaksi dengan elektron dan ion hidrogen untuk membentuk air. Elektron dipindahkan ke oksigen dengan suatu sistem enzim yang terdapat dalam mitokondria yang disebut dengan sistem pemindahan elektron.
         Oksigen diperlukan oleh semua organisme karena berfungsi sebagai akseptor hydrogen dan akseptor elektron terakhir dalam proses pernafasan sel. Tanpa oksigen, produksi energi pada organisme aerob akan berhenti. Karbondioksida merupakan salah satu metaboit terbesar berasal dari oksidasi karbohidrat, protein, dan lemak. Gas yang bersifat asam ini harus dibuang dari dalam tubuh organisme.
       Hewan bernafas dengan mengambil O2 dari lingkungan dan hasil CO2 dilepaskan ke lingkungannya. Pada hewan berukuran besar terdapat alat respirasi pernafasan yang sesuai dengan lingkungannya, sedangkan pada hewan kecil, pengambilan O2 cukup dengan difusi.
       Pengambilan O2 pada banyak hewan rendah (invertebrata) mempunyai hubungan langsung dengan tekanan partial O2. Kecepatan pengambilan O2 dari lingkungannya tergantung pada kecepatan penggunaan O2 pada proses pernafasan sel. Biasanya difusi CO2 ke lingkungannya lebih cepat dari pada difusi O2 dari lingkungan kedalam tubuhnya. Pada vertebrata, konsentrasi CO2 akan merangsang kecepatan pernafasan.

   Resprasi pada insecta
        Kelas hexapoda seringkali disebut sebagai insecta atau serangga, yang memiliki kaki yang berjumlah enam. Namun tidak semua anggotanya selalu memiliki kaki enam. Golongan serangga primitif memmiliki kaki setiap ruas tubuhnya. Selama daur hidupnya serangga mengalami pergantian bentuk yang disebut metamorfosis, dengan jalan melakukan pengelupasan kulit yang disebut ekdisis. Metamorfosis ada dua macam, yaitu metamorfosis tak sampurna dan metamorfosis sempurna.
       Serangga dapat ditemukan di mana-mana, misalnya di air, darat, dan udara atau di tumpukan buku-buku. Ada yang hidup bebas ada juga yang pasarit. Ada yang mengeluarkan cahaya di malam hari, ada pula yang mengeluarkan suara yang nyaring. Ada yang memiliki nilai ekonomi dan ada juga yang merugikan.  Serangga merpakan hewan yang paling sukses hidup didunia karena dapat beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan.Anggota Insekta sekitar 900.000 jenis yang berbagi menjadi 25 ordo. Insekta dipelajari dalam ilmu khusus yaitu entomologi.


                                                 Gambar 1. Grassopper
   
    I.Sistem respirasi pada insecta





 Gambar 2. Insecta
          Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksosleketon) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada ummunya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
            Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea bercabang lagi bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kalpiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
                   Makanisme pernapasan pada serangga, misalanya belalang, adalah sebagai berikut :
            Jika otot perut belalang berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya Omasuk ke trakea.
           Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
               Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
               Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam ke dalam air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
               Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.

B.     Tujuan
Untuk mengetahui proses respirasi serangga saat bernafas.
         

PEMBAHASAN
          Alat dan bahan
·         Respirometer
·         Zat warna
·         KOH
·         Hewan serangga
·         Kapas
·         saleb
          Cara kerja
1.      Timbang serangga .
2.      Ambil kapas, masukkan ke dalam tabung respirometer dan beri 5 ml KOH/NaOH
3.      Masukkan kain kasa dalm tabung tersebut dan letakkan diatas kapas
4.      Kemudian masukkan serangga ke dalam tabung respirometer dengan posisi tabung ditidurkan dan biarkan sebentar (sekitar 3 menit)
5.      Tutup respirometer dengan pipa berskala
6.      Teteskan larutan warna pada pipa berskala 5 menit safranin tidak pad
7.      tunggu  beberapa menit sampai larutan warna tersebut berhenti dengan menggunakan stop watch.
8.      Baca skalanya pada tiap menit.
9.      Lakukan percobaan yang sama padapada warna-warna yang lain.

          Hasil pengamatan
            Periode l
            Waktu : 11 menit
            Skala : 10 skala yang dilewati
Periode ll
Waktu : 9.30 menit
Skala : 10 skala yang dilewati
Periode lll
Waktu : 17.16 menit
Skala : 10 skala yang dilewati

METODE PENELITIAN
          HASIL PENELITIAN :  
          Dari data yang diambil melalui uji coba dengan respirometer sederhana. Mengukur kecepatan respirasi  hewan dengan larutan berwarna . Data diambil dengan cara mengamati kedudukan larutan warna  pada skala respirometer tiap  menit.Hal ini dipastikan karena larutan warna  yang bergerak tersebut disebabkan oleh aktivitas belalang dan KOH. Peran KOH adalah menyerap H2O hasil respirasi, karena KOH bersifat hidrofil (ea rahm) maka H2O hasil dari respirasi akan diserap oleh KOH. Maka dari itu KOH dilapisi kapas agar sifat kaustik dari KOH tidak terlalu berefek pada makhluk hidup yang ada di dalam tabung ketika melakukan ekspirasi, CO2 dari sisa ea rahm belalang akan diikat oleh KOH menjadi K2CO3 dan H2O. 2KOH + CO2 K2CO3 + H2O Dimana CO2 memiliki volume terbesar karena merupakan gas. Sedangkan K2CO3 sendiri berbentuk padat. Akibatnya, volume CO2 dalam tabung kaca berisi belalang akan terus berkurang karena CO2 diikat menjadi K2CO3. Volume udara yang berkurang akan menyebabkan adanya tekanan ea rah yang menyebabkan larutan larutan berwarna  bergerak menuju tabung kaca yang berisi belalang. Sehingga semakin banyak udara yang dibutuhkan maka semakin cepat laju respirasinya, maka larutan berwarna  juga akan lebih cepat bergerak ea rah tabung.
PENUTUP
SIMPULAN
                 Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa  Laju respirasi pada belalang saat dimasukkan ke dalam respirometer. semakin banyak udara yang dibutuhkan maka semakin cepat laju respirasinya, maka larutan berwarna  juga akan lebih cepat bergerak ke arah tabung pernapasan pada serangga dibantu oleh yang berfungsi untuk mengikat CO2, .
 DOKUMENTASI PRAKTEK 
 
 








KATA PENGANTAR
            Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT , karena berkat rahmat izin dan petunjuknya penulis mampu menyelesaikan laporan biologi ini tepat pada waktunya.
             Laporan ini penulis buat untuk memenuhi syarat dalam melaksanakan praktik biologi dan menjadi pembelajaran bagi kita semua agar kita selalu mengetahui system pencernaan manusia.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih mempunyai beberapa kekurangan.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan pemerhati IPA Biologi demi perbaikan dan kemaslahatan laporan ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dalam upaya menambah pengetahuan kita terhadap
Bahaya asap rokok terhadap tubuh kita.

  Bontomarannu, 15 April 2013


                                                                                                                            Penulis

PENDAHULUAN

Uji Bahaya Asap Rokok Terhadap Paru - Paru

A.     Latar Belakang
Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu diantaranya telah dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita, diantaranya adalah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak lagi. Dan zat pada rokok yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok.
Oleh karena itu, kami melakukan pengujian untuk mengetahui bagaimana bahaya asap rokok terhadap paru – paru.

B.     Tujuan Penelitian
  Megetahui efek Asap rokok terhadap paru – paru dengan menggunakan
alat sederhana.
PEMBAHASAN
A.  Alat & Bahan:
1. pipa U
2. pipet/jus
3. Korek api
4. kapas
5. pompa pengisap
6. rokok yang memiliki filter
B. Cara Kerja:
1.      Tempatkan rokok filter pada ujung pipet/jus didalam pipa U yang sudah terisi kapas. Lalu bakar rokok tersebut dengan menggunakan korek  api.

2.      Tekanlah pompa pengisap sehingga rokok terbakar dan mengeluarkan asap. Tekan terus pompa pengisap tersebut sehingga rokok menyisakan sedikit puntung.

3.      Ambilah kapas dari pipa U dengan menggunakan pinset. Catatlah perubahan yang terjadi.




METODE PENELITIAN

 Proses Pengamatan :
            Pada percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan Rokok sigaret filter yang bermerek rokok surya menghasilkan warnah kapas yang bermula berwarnah putih berubah menjadi kecoklatan hal itu merupakan bukti bahwa pada asap rokok terkandung zat yaitu TAR dan pada percobaan pertama memiliki keasaman pH4.
PENUTUP

Kesimpulan :
Dari hasil percobaan yang kami lakukan maka kami mengambil kesimpulan bahwa
Merokok dapat menyebabkan paru – paru menjadi rusak, seperti yang terjadi pada percobaan untuk menguji bahaya asap rokok terhadap paru – paru, dimana kapas yang awalnya berwarnah putih bersih berubah menjadi Kecoklatan, hal itu terjadi karena keberadaan Zat yang terkandung pada rokok yaitu Tar.
Disamping itu berbagai penyakit akan menyerang bagi perokok karena pada asap rokok terkandung zat yang berbahaya yaitu Tar, karbonmonoksida (CO), Nikotin dan CO2 .Tar mengandung kurang lebih empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan merokok.


Dokumentasi Praktek